Oleh : Isna Mei Iriyana Dewi
Tadinya aku eksklusif yg memperringan dan sepele emosi, tidak ringan dan sepele mengendalikan diri, egois, dan tidak sabaran..
Lulus kuliah dan mulai bekerja menciptakan aku merasa ludang keringh sanggup sedikit mengendalikan diri, mulai menyadari bahwa banyak org yg ternyata tdk sanggup mendapatkan sifat dan perilaku kita.
Sumber : www.smashingmagazine.com |
Kenal dengan sosok suami pun menciptakan aku tidak terlalu "meluap2", sebab kadab aku emosi, dia hanya diam, tdk menanggapi, jadi emosi aku tdk tersalurkan dan alhamdulillah menghilang, tdk mengendap.
Berpengenalan dengan beraneka sifat dan perilaku orang dengan bekerja, berwirausaha, berumahtangga, menciptakan aku sangat sadar, dunia tidak selebar daun kelor.. Daun kelor tidak akan sanggup menampung bermacam-macam abjad orang..
Kadab aku dijatuhkan ataupun ditinggikan, tidak lantas menciptakan aku terpuruk atau berbangga diri, sebab tiruana itu proses, bukan hasil. Dan bagi saya, tiruana itu ujian. Dimemberikan problem ujian, pun dimemberikan kesenangan, itu jg ujian..Selalu ada "ujian" di setiap "pujian"
Banyak keadaan yg menciptakan aku memmenghilangkan jauh2 segala ego, emosi, dan merubahnya menjadi pikiran dewasa..
Karena "mengalah belum tentu kalah"
Well, itu pun harus dinikmati..
Saya yakin, tiruana yang terlihat menyedihkan atau menyakitkan kemarin dan dikala ini, jikalau aku bs menerimanya dengan positif dan percaya masih berada di jalan yang benar, suatu hari nanti, akibatnya akan luar biasa.. Allah Maha Baik..
"maka nikmat Tuhan-Mu manakah yang kau dustakan?"
Saya punya ludang keringh banyak alasan utk selalu bersyukur drpd mengeluh. Allah Maha Baik..
Advertisement