Sistem Sosial dan Struktur Sosial
Definisi / Pengertian Sistem sosial adalah suatu sistem yang terdiri atas elemen-elemen sosial. Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang diberinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang diberinteraksi dan berpengenalan sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial.
Keseluruhan kekerabatan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang jadinya akan memilih corak masyarakat tersebut. Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu. Sistem sosial juga berupa hubungan-hubungan sosial dan pengenalan yang membentuk skor-skor dan adat-istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang teratur dan berkesinambungan.
Menurut Selo Soemardjanmengacu pendapat Loomis suatu sistem sosial harus terdiri atas sembilan unsur sebagai diberikut.
a. Kepercayaan dan Pengetahuan
Unsur doktrin dan pengetahuan merupakan unsur yang paling penting dalam sistem sosial sebab sikap anggota dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui perihal kebenaran, sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang pencipta.
b. Perasaan
Perasaan yaitu keadaan jiwa insan yang berkenaan dengan situasi alam sekitarnya termasuk di dalamnya sesama manusia. Perbedaan latar belakang budaya suatu masyarakat akan membedakan keadaan kejiwaan masyarakat yang membentuk suatu sistem sosial. Perasaan terbentuk melalui kekerabatan yang menghasilkan situasi kejiwaan tertentu yang jikalau hingga pada tingkat tertentu harus dikuasai biar tidak terjadi ketegangan jiwa yang berludang keringhan.
c. Tujuan
Dalam setiap tindakannya insan memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut, yaitu suatu hasil final atas suatu tindakan dan sikap seseorang yang harus dicapai melalui perubahan maupun dengan cara mempertahankan suatu keadaan yang sudah bagus.
d. Norma/Kaidah/Peraturan Sosial
Norma yaitu pedoman-pedoman perihal sikap yang dibutuhkan atau pantas berdasarkan kelompok atau masyarakat. Norma-norma sosial merupakan patokan tingkah laris yang diwajibkan atau dibenarkan dalam situasi-situasi tertentu dan merupakan unsur paling penting untuk meramalkan tindakan insan dalam sistem sosial. Norma-norma sosial dipelajari dan dikembangkan melalui pengenalan sehingga menjadi pranata-pranata sosial.
e. Kedudukan (Status) dan Peran (Role)
Kedudukan yaitu posisi seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak-hak, serta kewajibannya. Kedudukan memilih apa yang harus seseorang perbuat bagi masyarakat. Di dalam setiap sistem sosial dijumpai majemuk kedudukan baik yang diperoleh secara turun-temurun, dengan perjuangan sendiri maupun kedudukan yang didiberikan sebagai penghargaan dari lingkungan sendiri, sedangkan tugas (role) yaitu pengaplikasian hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya.
f. Tingkat/Pangkat
Pangkat berkaitan dengan kedudukan dan peranan seseorang dalam masyarakat. Seseorang dengan pangkat tertentu berarti memiliki proporsi hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Pangkat diperoleh sehabis melalui peskoran terhadap sikap seseorang yang menyangkut pendidikan, pengalaman, kepakarannya, pengabdiannya, kesungguhannya, dan ketulusan perbuatan yang dilakukannya.
g. Kekuasaan
Kekuasaan yaitu setiap kemampuan untuk mensugesti pihak-pihak lain. Kalau seseorang diakui oleh masyarakat sekitarnya maka itulah yang disebut wewenang.
h. Sanksi
Sanksi yaitu suatu bentuk imbalan yang didiberikan terhadap seseorang atas perilakunya. Sanksi sanggup berupa hadiah dan sanggup pula berupa hukuman. Sanksi didiberikan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laris para masyarakat supaya sesuai dengan aturan yang berlaku. Setiap masyarakat akan menerapkan eksekusi baik yang nyata maupun eksekusi yang negatif kepada anggotanya, tetapi wujud dan tingkatan eksekusi yang didiberikan sangat tergantung pada peradaban masyarakat tersebut.
i. Fasilitas (Sarana)
Fasilitas yaitu tiruana bentuk cara, jalan, metode, benda-benda yang dipakai insan untuk membuat tujuan sistem sosial itu sendiri. Fasilitas di sini sama dengan sumber daya material yang berupa gagasan atau ide.
Menurut Selo Soemardjan mengacu pendapat Talcott Parson, unsur-unsur dalam suatu sistem sosial itu paling sedikit terdiri atas empat subsistem, yaitu sebagai diberikut.
a. Subsistem Kebudayaan
Subsistem ini menghasilkan kebudayaan kebendaan, sistem ilmu pengetahuan, dan sistem skor budaya atau adat istiadat.
b. Subsistem Sosial
Subsistem sosial ini menghasilkan skor-skor, norma-norma, dan kaidah-kaidah sosial yang menempel dalam setiap sikap manusia.
c. Subsistem Kepribadian
Subsistem kepribadian menghasilkan corak sikap masyarakat sebagai akhir interaksi sosial dan pengenalan yang terus-menerus.
d. Subsistem Kelompok Biologis
Subsistem biologis ini berkenaan dengan perlakuan insan terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
Struktur sosial meliputi susunan status dan tugas yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah skor-skor dan norma-norma yang mengatur interaksi antarstatus dan tugas sosial. Di dalam struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial menyerupai kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial.
Melalui proses sosial unsur-unsur sosial itu terbentuk, berkembang, dan dipelajari oleh individu dalam masyarakat. Proses sosial itu sendiri yaitu kekerabatan timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat dan memahami norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Tulisan diatas dari buku :
Ruswanto, 2009, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X, Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sumber Asli Artikel:
Selo Soemardjan. 1991. Setangkai Bunga Sosiologi. Fakultas Ekonomi UI
Advertisement